Friends, rasanya 7 faktor di bawah sangat menarik utk diaplikasikan ya, sementara sangat mungkin bahwa dalam waktu dekat akan makin banyak orang yang respek & praktekkan/dekati faktor2 positif tsb.Sehingga ya tidak salah penjelasan Founder Melilea International, juga Robert Kiyosaki bahwa bisnis Wellness (penyehatan tubuh, bgmn menangkal & menyembuhkan penyakit) akan menjadi penguasa bisnis abad ini .....
Salam Sehat Selalu, - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 Alasan Jadi Vegetarian http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/17/10212551/7.alasan.jadi.vegetarian Jumat, 17 Oktober 2008 | 10:21 WIB Ada banyak alasan seseorang memilih menjadi vegetarian. Salah satunya mungkin sama atau malah menginspirasi Anda. 1. For Animal's Sake Anda penyayang binatang? Ini bisa jadi salah satu alasan menjadi vegetarian. Banyak orang memutuskan menjadi vegan karena tak tega melihat binatang disembelih untuk dimakan. Inilah alasan etika yang banyak digembar-gemborkan orang-orang Barat. 2. Hidup Lebih Berwarna Sayur dan buah memiliki banyak warna. Semakin berwarna semakin sehat makanan Anda. Misalnya, sayur dan buah berwarna oranye dan hijau, kaya akan beta karoten. Manfaatnya, tak hanya ampuh menangkal radikal bebas, tapi juga menjauhkan tubuh dari sel kanker. Sementara, sayur dan buah berwarna kemerahan, kebiruan dan keunguan seperti plums, ceri, paprika, blueberry, dan kedelai hitam, mengandung antisianin. Manfaatnya, mencegah proses oksidasi yang terjadi secara dini dan menimbulkan penyakit degeneratif. 3. Sehat Lebih Lama Dengan menjadi vegetarian, kita terhindar dari semua lemak hewani. Kita tahu, lemak hewani merupakan sumber kolesterol yang jadi salah satu pemicu penyakit jantung dan kanker. Selain itu, tubuh juga akan mendapat banyak serat dari sayuran dan buah. Bahan makanan ini sumber antioksidan yang sangat berguna untuk kesehatan tubuh. Oh ya, meski hanya mengonsumsi sayuran, buah dan kacang-kacangan, tak perlu takut terkena osteoporosis. Asupan kalsium bisa dicukupi dari kacang-kacangan, tempe, tahu, susu kedelai dan sayuran berwarna gelap seperti bayam dan brokoli. 4. Berat Badan Stabil Karena asupan lemak dari hewani berkurang, Anda tak perlu lagi takut kegemukan. Namun, jangan takut kelaparan juga. Makanan sehat seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan buah-buahan cukup kok memenuhi semua kebutuhan tubuh. Bahkan bisa membantu Anda mendapatkan berat tubuh ideal. Dengan rajin makan sayur dan buah, otomatis tubuh kita mengonsumsi banyak serat. Dijamin, pencernaan akan lancar dan racun-racun di tubuh pun bisa keluar setiap hari. 5. Hemat Kita tahu produk daging dan olahannya termasuk bahan makanan yang harganya mahal. Mengurangi konsumsi daging dan menggantinya dengan sayuran dan kacang-kacangan, artinya Anda telah menghemat pengeluaran belanja harian atau jatah uang makan siang. Coba bandingkan ketika Anda makan di warung makan dengan mengunakan daging sebagai lauk dan menggunakan tahu atau tempe sebagai lauk. Pengeluaran Anda pasti jauh beda. 6. Cegah Global Warming Jangan kaget dulu, apalagi tertawa! Fakta yang diungkap FAO tahun 2006 menjelaskan bahwa daging merupakan komoditi penghasil emisi karbondioksida paling tinggi (20%). Ini bahkan melampaui jumlah emisi gabungan dari semua kendaraan di dunia. Kok bisa? Ternyata industri ternak telah menghasilkan 9% racun karbondioksida, 65% nitrooksida, dan 37% gas metana. Selain itu, industri ternak juga memerlukan banyak energi untuk mengubah ternak menjadi daging siap konsumsi. Untuk memproduksi 1 kg daging saja misalnya, dihasilkan emisi karbondioksida 36,4 kilo. Wah! 7. Save Energy Saat ini krisis energi dan pangan merebak ke seantero muka bumi. Ingin hemat energi? Salah satunya dengan menjadi vegetarian atau setidaknya kurangi sumber makanan hewani. Seperti dijelaskan di atas, bahan makanan hewani membutuhkan lebih banyak konsumsi energi dalam produksi dan suplainya dibanding makanan nabati. Menurut U.S. Geological Survey, untuk membuat satu tangkup hamburger, misalnya membutuhkan setidaknya 1.300 galon air. Jadi, tidak heran jika produk pangan hewani dan junk food memerlukan lebih banyak energi dibanding dengan mengolah sayuran, buah dan beras. Erma Dwi Kusumastuti Mengonsumsi makanan tambahan atau suplemen banyak dilakukan terutama mereka yang aktif karena diyakini dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan kondisi kesehatan.
Namun hasil sebuah kajian riset menunjukkan tak semua suplementasi vitamin menguntungkan bagi kesehatan. Tinjauan dari berbagai riset menunjukkan, beberapa suplementasi vitamin tertentu tidak bermanfaat bagi kesehatan, namun justru dapat meningkatkan risiko kematian. Peneliti Denmark seperti diberitakan BBC, Rabu (16/4) melaporkan bahwa hasil tinjauan riset mereka tidak berhasil menemukan satu pun bukti meyakinkan bahwa suplemen antioksidan dapat menekan risiko kematian. Para ahli dari Universitas Kopenhagen ini bahkan menyatakan vitamin A dan E memiliki potensi mengganggu pertahanan alami yang dimiliki tubuh. ¨Bahkan beta-karoten, vitamin A dan E tampaknya dapat meningkatkan risiko kematian,¨ papar hasil tinjauan riset yang juga dilakukan Cochrane Collaboration itu. Tinjauan riset ini menganalisis sekitar 817 penelitian tentang betakaroten, vitamin A, vitamin C, E dan selenium yang dinilai peneliti paling mewakili dan mereflekasikan pengaruh suplemen dalam mengurangi risiko kematian. Sudah sejak lama diketahui bahwa suplemen-suplemen ini dapat mencegah kerusakan jaringan tubuh yang disebut stres oksidatif dengan cara mengurangi radikal bebas yang disebut-sebut sebagai penyebabnya. Berbagai riset yang ditinjau ini melibatkan total 233 ribu partisipan yang selalu mengonsumsi suplemen sebagai upaya pencegahan penyakit. Setelah mempertimbangkan berbagai faktor dan mencoret 20 riset, peneliti mengaitkan suplementasi vitamin A dengan peningkatan risiko kematian sebesar 16 persen, betakaroten sebesar 7 persen dan vitamin E sebesar 4 persen. Vitamin C menurut peneliti tampaknya tidak menunjukkan efek satu arah atau sebaliknya, dan tim peneliti mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut pada vitamin V perlu dilakukan, demikian pula halnya dengan selenium. ¨Kesimpulannya, kami tidak menemukan bukti yang mendukung suplementasi antioksidan atau pencegahan lainnya,¨ ujarnya. Peneliti tidak menjelaskan mengapa suplemen bisa memberikan efek negatif, namun peneliti berspekulasi bahwa vitamin bisa mengganggu mekanisme atau sistem kerja tubuh misalnya betakaroten diduga dapat mengubah cara tubuh menggunakan lemak. (Sumber : BBC ) | AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |